Menista dan menolak Syari’ah menuai musibah dan bencana
MUQADDIMAH Segala puji bagi Allah, kita memuji-Nya, meminta tolong kepada-Nya, memohon ampun kepada-Nya, dan kita
MUQADDIMAH Segala puji bagi Allah, kita memuji-Nya, meminta tolong kepada-Nya, memohon ampun kepada-Nya, dan kita
BEKASI (Arrahmah.com) – Majelis Ilmu Ar-Royyan (MIAR) kembali menggelar Kuliah Umum rutin pada setiap Ahad kedua
Kilas balik tindak-tanduk Snouck Hurgronje dalam upayanya menghancurkan Islam di Indonesia, dimulai ketika ia terlebih
Ahad (12/3/2012) pagi kemaren bertempat di masjid Muhammad Ramadhan, Taman Galaxi Bekasi, Majelis Ilmu Ar-Royyan (MIAR) bekerjasama
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Para ikhwan dan akhawat Mujahidin/ah dimana saja berada. Diskusi kita kali ini
Bismillah, Assalamu’alaikum Wr wb. Para jama’ah yang dicintai dan dirahmati Allah. Ketahulah bahwa kalimat Jihad
“Demi Allah, amalku tidak lebih daripada apa yang engkau saksikan itu. Hanya saja aku tidak pernah menyimpan pada diriku niat yang buruk terhadap kaum Muslim, dan aku tidak pernah menyimpan rasa dengki kepada mereka atas kebaikan yang diberikan Allah kepada mereka.”
“Maka Apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. mereka itu dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Az Zumar, 39:22)
Abu Dzar meriwayatkan sebuah hadis. Rasulullah SAW bersabda, ‘‘Bagi tiap-tiap ruas anggota tubuh kalian hendaklah dikeluarkan sedekah baginya setiap pagi. Satu kali membaca tasbih (subhanallah) adalah sedekah, satu kali membaca tahmid (alhamdulillah) adalah sedekah, satu kali membaca takbir (Allahu Akbar) adalah sedekah, menyuruh berbuat baik adalah sedekah, dan mencegah kemungkaran adalah sedekah. Dan, semua itu bisa diganti dengan dua rakaat shalat Dhuha.’’ (HR. Muslim)
“Tidak ada kebaikan yang lebih berharga bagi seorang Mukmin kecuali berbaik sangka kepada Allah. Demi
Sabar itu ada batasnya, ini adalah pemahaman yang sangat fatal. Dengan pemahaman seperti ini akan
“Adakah orang yang sampai pada kedudukan yang terpuji, atau akhir yang utama. Kecuali setelah ia
Ibnul Qayyim menyebutkan dua keadaan yang bisa mencabut kenikmatan hidup di dunia dan akhirat dari
Ikhwani wa akhawati fillah. Assalamualikum Wr. Wb. Di hari yang indah dan cerah ini marilah
Ikhwan wal akhawati fillah Rahimakumullah. Pertama sekali Ustadz mohon maaf karena kesibukan aktivitas da’wah diluar
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: إِنَّا خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ نُطْفَةٍ أَمْشَاجٍ نَبْتَلِيهِ فَجَعَلْنَاهُ سَمِيعًا بَصِيرًا