Kuliah Umum MI Ar-Royyan: “Agama Syi’ah Adalah Agama Para Pembohong dan Pendosa”

Majelis Ilmu Ar-Royyan (MIAR) kemarin (12/2) kembali menggelar Kuliah Umum yang merupakan program rutin yang diselenggarakan pada Ahad kedua setiap bulannya bertempat di Masjid Muhammad Ramadhan Bekasi di mulai pada pk. 09.00 wib. Kali ini mengangkat sebuah permasalahan lama yang pada beberapa pekan terakhir ini kembali terangkat ke permukaan, yaitu mengupas tentang kelompok aliran sesat Syi’ah di Indonesia.

Pada kesempatan pertama, ustadz Abu M. Jibriel Abdul Rahman menjadi pembicara pertama dan nara-sumber utama, mencoba mengingatkan para jama’ah untuk kembali meluruskan niat dalam melakukan setiap amalan sholih. Dalam sebuah hadits shohih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, Rasulullah saw  telah bersabda,

إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَ إِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَؤَ فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلىَ اللهِ وَ رَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلىَ اللهِ وَ رَسُوْلِهِ وَ مَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوِامْرَأةٍ يَنْكِحُهَا فَحِجْرَتُهُ إِلىَ مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ .

Artinya, “Sesungguhnya amal itu dengan niat, dan sesungguhnya bagi tiap-tiap seseorang apa yang telah diniatkannya. Maka barangsiapa yang berhijrah karena Allah Ta’ala dan Rasul-Nya maka hijrahnya kepada Allah Ta’ala dan Rasul-Nya, dan barangsiapa yang berhijrah karena dunia yang ingin diraihnya atau wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya itu sesuai dengan niat hijrahnya itu.” (HR. Bukhari-Muslim)

Sementara Imam Ibnu Al Mubarok mengatakan bahwa betapa banyak amalan yang bila dilihat merupakan suatu amalan yang dinilai kecil, namun ternyata besar di mata Allah Ta’ala dan sebaliknya, betapa banyak pula amalan yang menurut kacamata manusia adalah sesuatu yang besar tapi ternyata kecil di hadapan Allah Ta’ala. Sementara dua syarat mutlak yang wajib dipenuhi seorang muslim untuk bisa meraih pahala yang dijanjikan-Nya adalah ikhlas lillahi Ta’ala dan ittiba’ kepada Rasulullah.

Amir Majelis Ilmu Ar-Royyan tersebut pun menyampaikan bahwa orang yang sholih akan selalu mencari jalan menuju keridhoan Allah Ta’ala sehingga hidupnya akan tertata dan berjalan pada alur yang telah diatur Allah Ta’ala, serta senantiasa mencurahkan seluruh kemampuan dirinya untuk dapat membumikan kalimat tauhid dan membela agama-Nya dari serangan musuh-musuh Islam. Baginya kehidupan ini adalah kehidupan yang fana, sementara dan kesenangannya adalah fatamorgana, dikira genangan air yang akan memberi kesejukan dikala  kehausan ternyata bayangan yang menipu pandangan  orang  yang tidak memahami.

Pandangan hidupnya jauh membuka tabir penutup duniawi, menembus cakrawala ukhrawi, karena nya  dia tidak merasa segan meninggalkan segala kenikmatan dunia yang serba menipu untuk meraih kehidupan yang menjanjikan segala keindahan dan kebahagiaan. Jalan hidup yang ditempuhnya ialah  berjihad dan berprang membela Islam demi meraih salah satu dari dua kesuksesan  yaitu menang atau mati syahid..

Allah Ta’ala berfirman,

Artinya, “Karena itu hendaklah orang-orang yang menukar kehidupan dunia dengan kehidupan akhirat berperang di jalan Allah. Barangsiapa yang berperang di jalan Allah, lalu gugur atau memperoleh kemenangan, maka kelak akan Kami berikan kepadanya pahala yang besar.” (QS. an-Nisa’, 4:74)

Kajian ilmu yang dihadiri oleh sekitar empat ratus jama’ah tersebut dilanjutkan dengan menyampaikan beberapa poin  yang telah ditetapkan oleh MUI tentang kelompok yang dikategorikan ke dalam kelompok aliran sesat, yaitu:

  1. Mengingkari rukun iman dan rukun Islam.
  2. Meyakini dan atau mengikuti aqidah yang tidak sesuai dengan dalil syar’i  yaitu al-Qur’an dan as-sunnah.
  3. Meyakini akan turunnya wahyu setelah al-Qur’an.
  4. Mengingkari keotentikan atau kebenaran al-Qur’an.
  5. Melakukan penafsiran al-Qur’an tanpa didasari kaidah tafsir yang benar.
  6. Mengingkari kedudukan hadits nabi sebagai sumber hukum ajaran Islam.
  7. Melecehkan atau merendahkan para nabi dan rasul.
  8. Mengingkari nabi Muhammad sebagai nabi dan rasul terakhir.
  9. Merubah rukun-rukun ibadah yang telah ditetapkan syari’at.
  10. Mengkafirkan sesama muslim tanpa dalil syar’i yang benar.

Bila merujuk kepada kesepuluh poin tersebut, tak dapat disangkal lagi bahwa kelompok Syi’ah termasuk kedalam golongan sesat yang dimaksud. Namun seperti pada kebanyakan golongan sesat lainnya, mereka akan selalu bersembunyi di balik jubah kemuliaan Islam, mengatas-namakan Islam dan berperilaku seolah-olah setiap amalan mereka merupakan hasil dari mengikuti al-Qur’an dan as-Sunnah. Demikian pula dengan Syi’ah yang acapkali mengaku merupakan bagian dari Islam tapi justru menyebarkan doktrin sesat yang sangat jauh menyimpang dari syari’at Islam itu sendiri.

Pada dasarnya Syi’ah merupakan hasil sinkretisme atau ‘oplosan’ dari tujuh agama diluar Islam, yaitu:

  1. Agama Majusi
  2. Agama Zoroaster
  3. Agama Mazdaq
  4. Agama Yahudi
  5. Agama Nashrani
  6. Agama Kebathinan
  7. Agama Islam yang syaria’tnya masih bisa di’oplos’.

Syaikhul Islam berkata, “Tidak ada golongan bid’ah yang menisbatkan diri kepada Islam yang lebih jelek daripada golongan Rafidhah (Syi’ah). Tidak ada yang lebih bodoh, dusta, zalim, pun tidak ada yang lebih dekat daripada kekufuran, kefasikan, dan kemaksiatan, dan paling jauh dari hakikat keimanan daripada mereka. Seseorang tidak menjadi Rafidhah, kecuali munafik atau bodoh terhadap apa yang dibawa Rasulullah.”

Lalu dalam sebuah riwayat, dari Abu Dzarr ra bahwa telah berkata Rasulullah saw. “Sesungguhnya kalian yang paling dekat denganku di hari kiamat yaitu barangsiapa yang meninggal dunia dengan ber-Islam mengikuti Islam yang kami tinggalkan.” (HR. Imam Ahmad). Hadits ini merupakan parameter tunggal bagi seseorang atau kelompok-kelompok tertentu yang nota-bene mengaku Islam—apakah sudah layak disebut muslim ataukah tidak, karena syarat mutlaknya adalah mengikuti segala syari’at dienul Islam persis seperti apa yang telah diwariskan oleh Rasulullah saw.

Dalam Syi’ah, tidak hanya kebid’ahan yang menjadi sumber kesesatan mereka tapi jenis dan tingkat kesyirikan yang mereka hasilkan daripada otak mereka yang sarat akan kebobrokan, sudah berada di luar ambang batas dari bentuk kejahatan manusia pada umumnya dan sudah pantas rasanya bila laknat Allah Ta’ala turun menimpa mereka. Wallahu ‘alam…

Berikut beberapa hal yang menyebabkan kelompok sesat Syi’ah memposisikan keberadaan mereka masuk kedalam golongan musyrik dan sekaigus keluar dari Islam;

  1. Dunia dan segala isinya adalah milik imam Syi’ah. Mereka akan memberikan dunia ini kepada siapa saja yang dikehendaki dan akan mencabutnya dari siapa yang dikehendaki. (Ushulul Kaafi, hal.259, Al-Kulainy, cet. India)
  2. Ali bin Abi Thalib diklaim sebagai imam Syi’ah yang pertama dinyatakan sebagai zat yang pertama dan yang terakhir, yang dzahir dan yang bathin sebagaimana termaktub dalam QS. al-Hadiid, 57:3. (Rijaalul Kashi, hal. 138)
  3. Para imam Syi’ah merupakan wajah Allah, mata Allah, dan tangan-tangan Allah yang membawa rahmat bagi para hamba Allah. (Ushulul Kaafi, hal.83)
  4. Amirul mu’minin Ali bin Abi Thalib dikatakan sebagai wakil Allah dalam menentukan surga dan neraka, memperoleh sesuatu yang tidak diperoleh oleh manusia sebelumnya, mengetahui yang baik dan yang buruk, mengetahui segala sesuatu secara rinci yang terjadi dahulu dan yang ghaib. (Ushulul Kaafi, hal.84)
  5. Keinginan imam Syi’ah adalah keinginan Allah juga. (Ushulul Kaafi, hal.278)
  6. Para imam Syi’ah mengetahui kapan datang ajalnya dan mereka sendiri yang menentukan saat kematiannya karena bila imam tidak mengetahui semacam itu maka ia tidak berhak menjadi imam. (Ushulul Kaafi, hal.158)
  7. Para imam Syi’ah mengetahui apapun yang tersembunyi dan dapat mengetahui dan menjawab apa saja bila kita bertanya kepada mereka karena mereka mengetahui hal yang ghaib sebagaimana yang Allah ketahui. (Ushulul Kaafi, hal.193)
  8. Allah itu bersifat bada’ yaitu baru mengetahui sesuatu bila sudah terjadi, akan tetapi imam Syi’ah telah mengetahui lebih dahulu hal yang belum terjadi. (Ushulul Kaafi, hal.40)
  9. Imam Syi’ah merupakan gudang ilmu Allah dan juga penerjemah ilmu Allah. Para Imam Syi’ah bersifat ma’sum yaitu bersih dari segala kesalahan dan tidak pernah lupa apalagi berbuat dosa. Allah menyuruh manusia untuk mentaati imam Syi’ah, tidak boleh mengingkarinya, dan mereka menjadi hujjah (argumentasi kebenaran) Allah atas langit dan bumi. (Ushulul Kaafi, hal.165)
  10. Para imam Syi’ah sama dengan Rasulullah (ibid)
  11. Yang dimaksud dengan para imam Syiah yaitu Ali bin Abi Thalib, Husein bin Ali, Ali bin Husein, Hasan bin Ali, dan Muhammad bin Ali. (Ushulul Kaafi, hal.109)
  12. Al-Qur’an yang sekarang telah berubah, dikurangi dan ditambah. (Ushulul Kaafi, hal.670)
  13. Menurut Syi’ah, al-Qur’an yang dibawa Jibril kepada nabi Muhammad berjumlah 17ribu ayat, namun yang tersisa sekarang tinggal 6660 ayat. (Ushulul Kaafi, hal.671)
  14. Syi’ah menyatakan bahwa Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Muawwiyah, ‘Aisyah, Hafshah, Hindun, dan Ummul Hakam adalah makhluk yang paling  jelek di muka bumi dam merupakan musuh-musuh Allah. Siapa saja yang tidak memusuhi mereka, maka tidaklah sempurna imannya kepada Allah, Rasul-Nya, dan imam-imam Syi’ah. (Haqqul Yaqin, hal.519 oleh Muhammad Baqir al-Majlisi)
  15. Menghalalkan nikah mut’ah, bahkan menurut doktrin Syi’ah—orang yang melakukan kawin mut’ah sebanyak 4 kali maka derajatnya lebih tinggi dari Rasulullah saw. (Tafsir Minhajush Shodiqin, hal.356, oleh Mullah Fathullah Kassani)
  16. Menghalalkan saling tukar-menukar budak perempuan untuk disetubuhi kepada sesama temannya. Mereka berkata bahwa Imam Ja’far berkata kepada temannya, “Wahai Muhammad, kumpulilah budakku ini sesuka hatimu. Jika engkau sudah tidak suka maka kembalikan kepadaku.” (Al-Istibshar III, hal.136, oleh Abu Ja’far Muhammad Hasan al-Thusi)
  17. Rasulullah dan para sahabat akan dibangkitkan sebelum hari kiamat. Imam Mahdi sebelum hari kiamat akan datang dan membongkar kuburan Abu Bakar dan Umar bin Khattab yang ada di dekat kuburan Rasulullah, lalu setelah dibangkitkan maka kedua orang ini akan disalib. (Haqqul Yaqin, hal.360, oleh Mullah Muhammad Baqir al-Majlisi)

Patut diketahui bahwa poin-poin tersebut termaktub dalam kitab suci mereka yang ditulis oleh Ayatullah Al Kulainy. Ia di mata kelompok Syi’ah memiliki martabat yang tinggi seperti tingkatan Imam al-Bukhari atau imam asy-Syafi’i di mata golongan ahlussunnah wal jama’ah, sehingga kitab yang diagung-agungkan itu pun menjadi rujukan utama bagi mereka laksana kitab-kitab hadits shohih Muslim, Bukhori, Tirmidzi, dan para ulama kibar lainnya.

Ustadz Abu Jibriel lalu membacakan firman Allah Ta’ala yang berbunyi,

Artinya, “Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. an-Nisa’, 4:115)

Menurut Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya, makna “Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu”  yaitu bahwa Allah Ta’ala akan membalas perilakunya tersebut dengan menjadikan penempuhan itu sebagai sesuatu yang dianggapnya baik dan indah, sebagai istidraj (pengecohan) bagi penempuhnya, sehingga Allah Ta’ala dalam  QS. al-Qalam ayat 44 juga menegaskan bahwa ancaman bagi orang-orang yang mengingkari al-Qur’an adalah bahwa Allah Ta’ala akan menarik mereka ke arah kebinasaan dengan cara berangsur-angsur dan melalui cara yang tidak mereka sadari.

Ayat ini menjelaskan bahwa  jalan orang beriman adalah jalan yang diikuti oleh para sahabat-sahabat Rasulullah saw. Maka berangsiapa menentang jalan selain jalan yang diikuti para sahabat berarti dia mengikuti jalan orang-orang mujrimin (orang-orang berdosa). Jika demikian halnya maka agama syi’ah adalah agama para pendosa.

Masing-masing kelompok mengklaim bahwa dirinyalah yang benar namun camkanlah bahwa kebenaran itu hanya satu yaitu yang mengikuti kitabullah dan sunnah Rasulullah. Dan barangsiapa yang telah berjalan diatas kebenaran, maka dialah yang berhak mendapat janji Allah Ta’ala yaitu kenikmatan jannah. Oleh karena itu mari istiqomahkan diri kita untuk tetap berda’wah dan berjihad fi sabilillah hingga kita mampu memperoleh satu dari dua pilihan terbaik yaitu hidup mulia atau mati syahid, Allahu akbar!” Dengan suara yang lantang ustadz Abu Jibriel pun mengakhiri tausyiahnya tepat di pukul 10.15 wib dengan disambut oleh pekikan takbir para jama’ah yang semakin memadati ruangan tempat acara berlangsung.

Sesi selanjutnya diisi oleh pemateri Ustadz Farid Akhmad Okhbah dengan mengulas sejenak tentang awal terbentuknya kelompok sesat Syi’ah. Antusias jama’ah pun terlihat semakin bertambah pada saat pimpinan pondok pesantren Al-Islam itu membeberkan sejarah kelam kelompok yang sudah malang-melintang dalam merusak dan mengikis aqidah umat Islam yang menurut penelitian Dr. Abdul Aziz Wali di awal-awal kemunculannya, kesesatan kelompok ini baru terbatas pada pengutamaan Ali bin Abi Tholib ra diatas Utsman bin Affan ra.

Penolakan kelompok Syi’ah terhadap tokoh penting seperti Abdullah bin Saba’ dibalik kemunculan sekte sesat itu, justru menambah banyak bagi sederet poin kemunafikan mereka. LPPI (Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam) telah berhasil memperoleh tujuh periwayatan yang diunduh dari sumber Syi’ah dan enam periwayatan yang diambil dari ahlussunnah wal jama’ah yang menyebabkan semakin sulitnya pihak Syi’ah untuk membantah keterkaitan si Yahudi yang berpura-pura masuk Islam, Abdullah bin Saba,’ dalam kancah masa lalu mereka.

Selain kesesatannya yang sudah banyak terekspos, terdapat beberapa hal penting pula yang wajib diketahui oleh masyarakat luas agar lebih mudah mendeteksi penyimpangan mereka, yaitu diantaranya adalah berbedanya jumlah dan makna rukun iman dan rukun Islam seperti pada yang terdapat dalam rukun iman dan rukun Islam pada keyakinan ahlussunnah wal jama’ah. Adapun rukun iman yang mereka yakini adalah berjumlah lima, yaitu:

  1. Tauhid (ke-esaan Allah),
  2. Al-‘Adl (keadilan Allah),
  3. Nubuwwah (kenabian),
  4. Imamah (kepemimpinan), dan
  5. Ma’ad (hari kebangkitan dan pembalasan).

Sedangkan rukun Islam dalam keyakinan mereka yaitu:

  1. Sholat,
  2. Zakat,
  3. Puasa,
  4. Haji, dan
  5. Wilayah (perwalian).

Kelompok Syi’ah pun memiliki sederet aksi pengkhianatan di masa lalu yang mereka atur sedemikian rupa sehingga kelompok mereka bisa berkembang sedemikian pesat  hingga hari ini. Sebut saja pengkhianatan yang dilakukan oleh Abu Lu’luah yang digelari Baba Syujauddin (sang pembela agama yang gagah berani) yang telah membunuh khalifah Umar bin Abu Tholib ra. Lalu dilanjutkan dengan aksi Abdullah bin Saba’ yang berpura-pura masuk Islam dan menyebarkan fitnah kepada kaum muslim agar memberontak kepada khalifah Utsman bin Affan ra. Kemudian ada Sanan bin Anas an-Nakhai dan Syammar bin Dzil Jusyan yang dipimpin oleh Ubaidillah bin Ziyad, pengikut kelompok Syi’ah yang telah membunuh Ali bin Abi Tholib ra, Hasan, dan juga Husein. Hingga sampai pada sejumlah pengkhianatan yang dilakukan oleh Khomeini, pengkhianatan oleh Hizbullah yang telah membantai ribuan warga Sunni di Palestina, serta yang patut untuk semakin diawasi adalah kerja-sama mereka dengan Amerika dan Zionis Israel.

Kajian yang diselenggarakan oleh MIAR (Majelis Ilmu Ar-Royyan) dan bekerja-sama dengan DKM Masjid M. Ramadhan tersebut pun akhirnya tuntas bertepatan dengan dikumandangkannya adzan dzuhur. Hal teramat penting yang bisa dijadikan pegangan bagi umat terhadap kelompok sesat Syi’ah adalah bahwa sungguh telah nyata permusuhan mereka terhadap umat Islam, baik yang mereka lakukan secara terang-terangan melalui perang fisik, maupun aksi ‘babat-habis’ mereka melalui pendangkalan aqidah dan penyebaran segala bentuk kesesatan. Sudah terbuka tabir bahwa mereka bukanlah bagian dari Islam. Semoga lentera Islam semakin menerangi pandangan-pandangan umat  yang selama ini berkabut karena tertutupi dengan kepalsuan label Islam mereka dan semoga kita dapat untuk terus membentengi diri serta menjaga kemurnian Islam dari rongrongan musuh-musuh Islam. Wallohul musta’an. (Ghomidiyah)

2 Responses

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *