(Abujibriel.com)—Dia adalah seorang wanita jariah (hamba sahaya) milik Abu Jahal. Dia masuk Islam dengan sembunyi-sembunyi dan tidak lama kemudian keislamannya diketahui oleh Abu Jahal. Ketika telah diketahui benar-benar dia mengikuti seruan Nabi sholallahu ‘alaihi wassallaam dan telah memeluk Islam, maka Abu Jahal mulai menyiksanya dengan sangat kejam dan keji. Tidak ada ruang pada tubuhnya melainkan pernah terkena pukulan dan siksaan yang biadab. Namun demikian, imannya tetap teguh, tauhidnya kokoh, dia telah sampai kepada puncak kesabaran yang orang lain sudah pasti tidak berdaya dengannya.
Setelah Abu Jahal tidak berdaya meruntuhkan benteng pertahanan tauhidnya dalam fisiknya yang kelihatan demikian semakin melemah, Abu Jahal menjemput dan mendatangkan para pemimpin Quraisy. Abu Jahal bertanya kepadanya, “Apakah kamu betul-betul mengikuti seruan Muhammad yang celaka itu sekarang ini?” Dia menjawab dengan tenang dan mantap, “Ya, saya betul-betul mengikut seruan Muhammad, saya beriman kepada seruannya dan saya benar-benar mengikut pemimpin Muhammad!” Maka Abu Jahal berkata kepada kawan-kawannya, “Wahai para kawan Quraisy, apakah kamu mengetahui apa-apa yang dibawa oleh Muhammad?” Mereka menyahut, “Tidak ! Dan sekali-kali kami tidak akan mengikut Muhammad, orang celaka itu!” Abu Jahal berkata lagi, “Seandainya apa-apa yang dibawa oleh Muhammad itu benar lagi baik, tentunya kita telah mengikut lebih dulu dari pada wanita ini, tentulah kita yang lebih dahulu mendapat petunjuk, bukankah begitu?” Mereka berkata, “Benar!” Kemudian wanita itu dipukuli beramai-ramai oleh orang-orang terkutuk itu, sehingga karena dahsyatnya siksaan tersebut, matanya menjadi buta. Sesudah matanya buta, Abu Jahal dan kawan-kawannya berkata kepadanya, “Kamu menjadi buta tidak lain karena kamu dimurkai Al-Latta dan Al-Uzza!” Wanita itu menjawab, “Kamu berdusta! Al-Latta dan Al-Uzza tidak akan dapat memberi mudharat dan tidak juga manfaat kepada kita!” Kemudian Abu Jahal datang lagi kepadanya dan berkata, “Oh ingatlah kamu kepada Al-Latta dan Al-Uzza! Karena dialah berhala-berhala nenek moyang dari dahulu. Tidakkah kamu takut kepadanya, jika dia nanti murka kepadamu? Engkau sekarang telah buta, sebabnya ialah karena engkau sudah sekian lama tidak melihat dan memuja kepada Al-Latta dan Al-Uzza, bukankah begitu? Ingatlah “, jangan engkau terus menerus mengikut Muhammad!” Wanita teguh itu mendengar perkataan yang sesat itu menjawab dengan tersenyum dan tegas, “Berhala-berhala Al-Latta dan Al-Uzza itulah yang lebih buta dariku. Apa gunanya engkau puja Al-Latta dan Al-Uzza itu? Kemudian engkau suruh aku pula memujanya. Adapun sebabnya sekarang aku menjadi buta adalah karena Allah sendiri yang menjadikan aku dan kamu sekalian. Allah, Tuhanku lebih kuasa menjadikan aku dapat melihat kembali seperti dahulu, sebab Dialah yang menciptakan aku.”
Dan pada malam harinya, Allah Ta’ala telah mengembalikan penglihatannya dan menyembuhkan segala sakitnya, dan dia dapat melihat seperti semula. Esok harinya ketika Abu Jahal dan kawan-kawannya datang melihatnya, mereka terperanjat menyaksikan wanita tersebut sudah sehat dan dapat melihat kembali, kemudian mereka berkata, “Inilah sihir Muhammad, wah itulah sihir Muhammad!” Saat itulah ia kembali disiksa dan dianiaya tanpa belas-kasih oleh Abu Jahal, sehinggalah Abu Bakar As-Shiddiq radliyallahu ‘anhu datang membelinya dan beberapa saat kemudian Abu Bakar memerdekakannya semata-mata karena Allah Ta’ala.
Allah Ta’ala Maha Agung dan Maha Mulia, Dia melihat dan menyaksikan segala apa yang terjadi pada hamba-Nya. Dia melihat penderitaan wanita tangguh tersebut, dan Dia pula yang mengokohkan iman itu, kemudian Allah menenangkannya, benteng keislamannya tidak goyah sedikitpun walau sejuta siksa ditimpakan kepadanya. Pada saat itulah Allah mengutus Jibril ‘alaihi sallaam untuk menyampaikan berita tentang wanita tersebut kepada Nabi-Nya sebagai suatu pengakuan dan pengiktirapan betapa mulianya hamba itu karena keislamannya.
Allah berfirman:
وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِلَّذِينَ ءَامَنُوا لَوْ كَانَ خَيْرًا مَا سَبَقُونَا إِلَيْهِ وَإِذْ لَمْ يَهْتَدُوا بِهِ فَسَيَقُولُونَ هَذَا إِفْكٌ قَدِيمٌ
“Dan orang-orang kafir berkata kepada orang-orang yang beriman: “Kalau sekiranya dia (Al Qur’an) adalah suatu yang baik, tentulah mereka tiada mendahului kami (beriman) kepadanya. Dan karena mereka tidak mendapat petunjuk dengannya maka mereka akan berkata: “Ini adalah dusta yang lama.” (QS. al-Ahqaf : 11)[1]
Dialah Zunairah, wanita sholihah yang masuk dalam barisan wanita yang dimuliakan Allah Ta’ala dikarenakan keimanan dan ketaqwaannya meskipun di pandangan manusia mereka hanyalah seorang yang hidupnya sangat dihinakan dan direndahkan, sebagaimana kisah hamba Allah Sumayyah, Hammah yang merupakan ibu dari seorang Bilal bin Rabah, maupun Habibah yang hidup dalam naungan Islam dan memiliki keberanian dalam menentang kemusyrikan.
Adapun kini, masihkah terdapat banyak Zunairah-Zunairah yang kita dapati? Lalu bagaimana dengan diri kita (bila seorang akhwat) sendiri? Adakah memiliki kemampuan dan kejernihan iman dalam menangkal serbuan akidah-akidah syirik dan pemikiran-pemikiran sesat zaman ini?
Semoga iman dan taqwa senantiasa Allah Ta’ala hidayahkan kepada kita dalam mengarungi dunia yang sebentar ini dan menyelamatkan kita kelak di akhirat-Nya. Allahumma amin…
Semoga bermanfaaat. (abdullahahmad)