Sesungguhnya bulan Ramadhan itu memiliki banyak keistimewaan dan kemuliaan. Yaitu bulan yang penuh rahmat, barakah, dan maghfirah (pengampunan) Allah subhanahu wa ta’ala. Para Mukmin yang sholeh dan sholehah senantiasa menunggu dan merindukan kehadirannya.
Diriwayatkan bahwa Rasulullah shallalhu ‘alaihi wasallam dan para sahabat-sahabatnya jika bulan Sya’ban menuju ke pengujung dan Ramdhan akan menjelang tiba mereka semua bergembira, akan tetapi apabila Ramadhan akan berakhir mereka bersedih, itulah sifat dan karakter yang melekat dalam kehidupan mereka. Maka sudah selayaknya para Mukminin yang ta’at kepada Allah dan Rasulnya meneladani sifat dan karakter tersebut supaya mereka dilimpahi rahmat dan ampunan selama berada dibulan Ramadhan Al Mubarak.
Dan oleh karenanya mereka harus mengadakan segala persiapan yang semestinya sebagaimana layaknya seorang kekasih mengadakan persiapan jika kekasihnya akan datang bertemu dengannya. Apabila seorang kekasih tidak peduli dan menghiraukan adab-adab menerima tetamu yang mulia dan terpuji yang akan datang bertemu dengannya maka sudah pasti tetamunya akan kecewa dan oleh karnanya terhalang baginya untuk memperoleh segala keistimewaan dan kemuliaan yang telah disediakan oleh kekasihnya sebelumnya.
Itulah sebuah kiasan yang menggambarkan seorang Muslim yang tidak peduli dengan kedatangan bulan Ramadhan Al Mubarak sehingga tidaklah bermanfaat baginya akan kehadirannya dengan segala kemuliaan dan keistimewaannya. Mari kita renungkan penjelasan Rasulullah Saw tentang perkara tersebut.
Dari Anas RA berkata bahwa Rasulullah shallalhu ‘alaihi wasallam pernah naik mimbar, kemudian berkata:
“Amien, Amien. Amien.” Lalu ditanyakan, ya Raulullah apa yang engkau aminkan tadi ? Beliau menjawab: “Aku telah didatangi Jibriel, lalu dia berkata: Sungguh hina orang yang namamu disebut disisinya namun dia tidak berselawat kepadamu, maka ucapkanlah amien. Maka akupun berkata Amien. Kemudian berkata lagi: Sungguh hina orang yang masuk bulan Ramadhan, lalu dia keluar darinya dengan tidak mendapatkan ampunan, maka ucapkanlah amien. Maka akupun berkata Amien. Selanjutnya Jibriel berkata: Sungguh hina orang yang mendapatkan kedua atau salah satu orang tuanya, namun dia tidak menggunakannya berbakti kepadanya yang dengannya dia bisa masuk ke sorga, maka ucapkanlah amien. Maka akupun berkata Amien.” [HR. Ahmad]
Dari itu marilah kita sungguh-sungguh mengadakan persiapan-persiapan untuk menyambut Ramadhan Al Mubarak agar kita tidak kecewa, selama sebulan bersamanya. Diantara persiapan yang terpenting ialah: Persiapan Iman dan Ilmu. Yang dimaksud dengan persiapan iman dan ilmu ialah mengimani dan mengetahui keistimewaan dan kemuliaan bulan Ramadhan, sehingga dengan begitu kita akan memperhatikannya dengan sebaik-baiknya dengan berusaha sungguh-sungguh untuk mendapatkan kemuliaanya tersebut. Sebagaimana hadits-hadits berikut:
Dari Ubadah bin Shomit, bahwa pada suatu hari ketika datang bulan Ramadhan Rasulullah shallalhu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Telah datang bulan Ramadhan, bulan yang penuh barakah, di dalamnya ada kebaikan yang Allah liputkan kepada kalian, rahmat diturunkan, dosa-dosa dihapuskan, dan do’a-do’a dikabulkan. Allah melihat kalian berlomba-lomba, dan Allah akan membanggakan kalian kepada malaikat-Nya. Oleh karena itu tunjukkanlah kepada Allah kebaikan-kebaikan dari kalian. Sesungguhnya orang yang celaka orang yang terhalang dari rahmat Allah Azza wa Jalla.” [HR. Thabrani]
Sabdanya lagi:
“Apabila tiba awal bulan Ramadhan dibukalah pintu-pintu jannah sehingga tidak ada satupun yang ditutup, dan ditutuplah pintu-pintu neraka jahannam sehingga tidak ada satu pun yang dibuka, serta dibelenggulah syetan-syetan. Kemudian ada yang menyeru dengan seruan, “Wahai orang-orang yang menginginkan kebaikan majulah terus, wahai orang-orang yang berbuat kejelekan berhentilah segera. Dan Allah taala mempunyai hamba-hamba yang dibebaskan dari neraka, dan itu terjadi setiap malam (selama bulan Ramadhan).” [HR. Tirmidzi]
Sabdanya lagi:
“Barang siapa yang shiyam Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala dari Allah Ta’ala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Dan barang siapa yang melaksanakan qiyam (shalat) Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala dari Allah Ta’ala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Dan barang siapa yang melaksanakan qiyam (shalat) pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharapkan pahala dari Allah Ta’ala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” [HR. Bukhari-Muslim]
Wallahu’alam bish showab…
2 Responses
Assalaamu’alaikum
Ustad,…saat ini MUI memfatwakan vaksin untuk jamaah haji, haram. Tetapi MUI menyatakan bahwa vaksin tersebut boleh digunakan dengan alasan darurat.
Saat ini saya terdaftar sebagai calon jamaah haji tahun ini. saya bingung dengan fatwa tersebut. Saya tidak berkeberatan untuk menunda dulu apabila alasan darurat dari MUI tidak terpenuhi, mengingat negara lain bisa mengupayakan yang halal dan ketidakseriusan depag dan depkes untuk berusaha.
kewajiban haji diperuntukkan bagi yang mampu saja. Apakah prasarat memasukan barang haram dengan sengaja untuk calon jamaah haji ini tidak menggugurkan kemampuannya.
Sebaiknya saya menunda dulu atau bagaimana?
Mohon jawaban secepatnya….
Jazakallah.
Wassalammu’alaikum
Assalaamu’alaikum.
saya calon jamaah haji 2009. sampai saat ini masih bingung tentang vaksin meningitis. MUI bilang haram tapi boleh digunakan karena darurat. Apakah sudah layak dikatakan darurat (mengigat ada negara yang bisa menyediakan vaksin halal). Apakah prasarat memasukkan barang haram dengan sengaja tidak menggugurkan kemampuan (haji hanya wajib bagi yang mampu tetapi babi jelas-jelas haramnya bagi seluruh umat islam sehingga wajib tidak digunakan).
sebaikinya saya tunda dulau atau bagaimana ? (saya tidak keberatan kalo memang lebih baik menunda) mohon nasehatnya….!