Bismillahirrahmanirrahim….
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh…
Saudara-saudaraku yang dirahmati dan dimuliakan Allah subhanahu wata’ala. Tadabbur kita hari ini, jumat 6 sept 2013 ialah firman Allah subhanahu wata’ala surah An Nisaa, 4: 74-76,
فَلْيُقَاتِلْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ الَّذِينَ يَشْرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا بِالْآخِرَةِ ۚ وَمَن يُقَاتِلْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَيُقْتَلْ أَوْ يَغْلِبْ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا وَمَا لَكُمْ لَا تُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ وَالْوِلْدَانِ الَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَخْرِجْنَا مِنْ هَٰذِهِ الْقَرْيَةِ الظَّالِمِ أَهْلُهَا وَاجْعَل لَّنَا مِن لَّدُنكَ وَلِيًّا وَاجْعَل لَّنَا مِن لَّدُنكَ نَصِيرًا الَّذِينَ آمَنُوا يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۖ وَالَّذِينَ كَفَرُوا يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ الطَّاغُوتِ فَقَاتِلُوا أَوْلِيَاءَ الشَّيْطَانِ ۖ إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفًا
“Orang-orang yang mengutamakan pahala akhirat daripada kehidupan dunia, hendaklah mereka berperang untuk membela Islam. Siapa saja yang berperang untuk membela Islam, baik ia terbunuh atau menang, Kami akan memberikan pahala yang sangat besar kepadanya di akhirat. (74) Wahai kaum mukmin, mengapa kalian tidak mau berperang untuk membela Islam? Padahal kaum laki-laki, perempuan dan anak-anak yang tertindas telah berdo’a: “Wahai Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri yang penduduknya berbuat zhalim. Berikanlah kepada kami seorang penolong dari sisi-Mu. Berikanlah kepada kami seorang pembela dari sisi-Mu. (75) Orang-orang beriman berperang untuk membela Islam, sedangkan orang-orang kafir berperang di jalan setan. Wahai kaum mukmin, perangilah para pengikut setan. Sungguh sejak dahulu, siasat setan itu sangat lemah.(76)”
Pelajaran dari ayat-ayat diatas ialah:
Memberitahukan bahwa amalan yang mempunyai potensi paling besar dan dapat menukarkan hidup dunia yang fana, yang serba susah, sempit, terbatas, penuh derita kepada kehidupan akhirat yang luas, aman dan damai, sejahtera kekal dan abadi ialah amalan jihad fie sabilillah, perjuangan membela Islam yang berterusan, tidak kenal lelah dan putus asa.
Karakter iman yang sejati ialah cinta jihad dan mati syahid. Pilihannya adalah hidup mulia dibawah naungan Syariah atau terus dakwah dan jihad hingga mendapati kesyahidan. Dia tidak akan pernah rela hidup dibawah penjajah demokrasi, prinsip hidupnya seperti pepatah “Lebih mulia mati berkalang tanah dari pada hidup bercermin bangkai”.
Alangkah indahnya Syair yang pernah diungkapkan oleh Imam Syafi’i:
“Jika aku hidup tidakkan pernah kekurangn makan, jika aku mati tidakkan pernah kehabisan tempat kuburan. Hidupku merdeka bagaikan raja-raja, Aku memandang kepengecutan adalah kehinaan.”
“YA ALLAH JADIKANLAH KAMI HAMBA-HAMBA-MU YANG SHALIH, MUJAHID YANG IKHLAS, SHABAR DAN PEMBERANI. AMIIN YA RABBAL ALAMIN.”
Wallahu’alam bish shawab…