Kemuliaan do’a

oleh Ustadz Abu Muhammad Jibriel Abdurrahman

(Abujibriel.com)—Yaa ma’aasyiral muslimin wal mu’minin, perkara penting dan utama dalam hidup ini adalah perubahan diri ke arah yang lebih baik. Berjayalah seseorang yang hari ini dirinya lebih baik dari kemarin, dan kemudian besok pagi dia berusaha lebih baik dari hari ini. Dan do’a yang baik itu adalah do’a yang menjadikan seseorang lebih baik dalam hidupnya. Semoga Allah Ta’ala Yang Maha pemurah mengaruniakan kemampuan kepada kita untuk senantiasa menjadikan do’a sebagai dzikir harian.

Dari Anas bin Malik radliyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalaam bersabda,

الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ.

“Do’a adalah ibadah.” (HR. Tirmidzi)

Sungguh kenikmatan ini hanya diberikan kepada mereka yang senantiasa meningkatkan keimanan mereka kepada Allah Ta’ala dengan selalu berdzikir dan mendekatkan diri mereka kepada Allah dengan selalu berdo’a, beristighfar, serta bertaubat.

Segala rencana yang akan kita realisasikan dan segala ide yang akan kita aplikasikan tak hanya bergantung kepada strategi, manajemen, dan kesungguhan kita dalam mewujudkannya, tetapi ada kekuatan Maha perkasa yang menentukan apakah semua bisa tercapai ataukah tidak; maka disanalah do’a menjadi senjata agar selalu diberi kekuatan dan ketangguhan untuk mewujudkannya demi menggapai ridha dan cinta-Nya.

Berikut dipaparkan beberapa sabda Rasulullah yang menjelaskan tentang kemuliaan do’a. Renungkanlah…

لَيْسَ شَيْءٌ أَكْرَمَ عَلىَ اللهِ تَعَالىَ مِنْ الَدُّعَاءِ.

“Tidak ada satupun yang lebih dihargai oleh Allah, melainkan do’a.” (HR. Tirmidzi)

مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَسْتَجِيْبَ اللهُ لَهُ عِنْدَ الشَّدَائِدِ وَ الْكَرْبِ فَلْيُكْثِرْ الدُّعَاءَ فِيْ الرَّخَاءِ.

“Barangsiapa yang do’anya ingin dikabulkan Allah ketika dalam bahaya dan kesusahan, hendaklah ia banyak berdo’a dalam waktu kesenangan.” (HR. Tirmidzi)

مَنْ لَمْ يَسْأَلْ اللهَ يَغْضَبْ عَلَيْهِ.

“Barangsiapa yang tidak bermohon kepada Allah, maka Allah akan murka kepadanya.” (HR. Tirmidzi)

الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ قَالَ رَبُّكُمْ اُدْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ.

“Do’a adalah ibadah, Rabb kalian telah berfirman: Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.” (HR. Abu Dawud)

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةِ لَيْسَ فِيْهَا إِثْمٌ وَ لاَ قَطِيْعَةُ رَحِمٍ إِلاَّ أَعْطَاهُ اللهُ بِهَا أِهْدَى ثَلاَثٍ أَمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ وَ إِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِي الأَخِرَةِ وَ إِمَّا أَنْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنْ السُّوءِ مِثْلَهَا قَالُوا إِذَا نُكْثِرُ قَالَ اللهُ أَكْثَرُ.

“Tidaklah seorang muslim berdo’a kepada Allah dengan permintaan yang didalamnya tidak terdapat dosa atau pemutus silaturahim kecuali Allah pasti memberikan kepadanya, karena do’a itu salah-satu dari tiga hal: Bisa jadi Allah segera kabulkan do’anya itu, atau Dia menyimpan do’anya untuknya di akhirat, atau Dia menghindarkannya dari keburukan yang sebanding dengan do’anya. Para sahabat berkata, “Jika demikian kami akan memperbanyak do’a.” Beliau bersabda, “Allah lebih banyak pemberiannya.” (HR. Ahmad)

Yaa ma’aasyiral muslimin, simak pulalah hadits berikut yang akan membuat hati-hati kita menjadi senang dan bersemangat untuk berdo’a:

إِنَّ رَبُّكُمْ تَرَارَكَ وَ تَعَالَى حَيِيٌ كَرِيمٌ يَسْتَحْيِي مِنْ عَبْدِهِ إِذَا رَفَعَ يَدَيْهِ إِلَيْهِ أَنْ يَرُدَّهُمَا صِفْرًا.

“Sungguh Rabb kalian Maha pemalu dan Maha pemurah. Ia malu jika ada seorang hamba yang menengadahkan kedua tangannya kepada-Nya tapi kemudian menolaknya dengan hampa.” (HR. Abu Dawud)

Maka apakah setelah membaca hadits-hadits tersebut kita tetap enggan dan berat untuk berdo’a kepada Allah Ta’ala?! Wahai saudaraku seiman, sungguh Rabb kita malu untuk tidak mengabulkan do’a kita. Mari renungkan kembali… Wallahu a’lam bisshowwab. (Abdullahahmad)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *