(Abujibriel.com)—Yaa ayyuhal ikhwah, sebagaimana telah kita ketahui bahwasanya ilmu memiliki peranan yang sangat penting dan strategis. Hal ini dikarenakan bahwa:
1. Al-Qur’an turun untuk yang pertama kalinya dengan perihal perintah belajar untuk memperoleh ilmu, sebagaimana Allah Ta’ala berfirman:
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. al -’Alaq, 96: 1-5)
2. Allah Ta’ala memandang lebih tinggi terhadap derajat orang-orang beriman dan berilmu dibandingkan dengan orang-orang yang bodoh. Allah Ta’ala berfirman:
“Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. al-Mujadilah, 58: 11)
3. Allah Ta’ala memandang rendah (hina) terhadap orang-orang yang tidak mau menggunakan potensi akalnya (pengetahuan), sehingga disederajatkan dengan binatang, bahkan bisa jadi lebih rendah lagi. Allah Ta’ala berfirman:
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” (QS. al-A’raf, 7: 179)
4. Allah Ta’ala akan meminta pertanggung-jawaban terhadap orang-orang yang melakukan sesuatu yang tidak berdasarkan ilmu. Allah Ta’ala berfirman:
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (QS. al-Isro, 17: 36)
5. Pemahaman terhadap ajaran Islam harus berdasarkan ilmu sehingga memiliki pemahaman yang benar. Dengan begitu, orang Islam tidak boleh menerima ajaran yang tidak memiliki landasan ilmiah yang kokoh. Allah Ta’ala berfirman:
“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Ali Imran, 3: 18
6. Salah satu diantara kriteria orang dipilih menjadi pemimpin adalah karena ilmunya (Perhatikan.kasusnya Tholut). Allah Ta’ala berfirman:
“Nabi mereka mengatakan kepada mereka: “Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi rajamu.” mereka menjawab: “Bagaimana Thalut memerintah Kami, Padahal Kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang diapun tidak diberi kekayaan yang cukup banyak?” Nabi (mereka) berkata: “Sesungguhnya Allah telah memilih rajamu dan menganugerahinya ilmu yang Luas dan tubuh yang perkasa.” Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha mengetahui.” (QS. al-Baqarah, 2: 247)
7. Allah menganjurkan kepada orang beriman untuk senantiasa berdo’a bagi pertambahan keluasan ilmunya. Sebagai implikasinya, ia harus selalu belajar dan bekerja agar ilmunya terus bertambah. Allah Ta’ala berfirman:
“Maka Maha Tinggi Allah raja yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al-qur’an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan Katakanlah: ‘Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.’” (QS. Thaha, 20: 114)
8. Allah mewajibkan orang Islam menuntut ilmu dan mengajarkannya kepada orang lain agar menjadi orang shaleh (individu/sosial). AllahTa’ala berfirman:
“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” (QS. at-Taubah, 9: 122)
Dengan melihat betapa pentingnya ilmu bagi seorang muslim (terutama ilmu-ilmu agama), maka dapat disimpulkan bahwa:
- Untuk meraih kesuksesan dunia maupun akhirat, harus menggunakan ilmu. (HR. Muttafaq ‘Alaih)
- Orang Mukmin yang melakukan suatu amalan (yang baik) yang didasari dengan ilmunya, maka Allah membimbingnya memperoleh ilmu baru yang sebelumnya belum diketahuinya sebagaimana Rasulullah sholallahu ‘alaihi wassalaam bersabda:
مَنْ عَمِلَ بِمَا عَلِمَ وَرَّثَهُ اللهُ الْعِلْمَ مَا لَمْ يَعْلَمْ وَوَفَّقَهُ فِيْمَا يَعْمَلُ حَتَّى يَسْتَوْجِبَ الْحَنَّةَ ، وَمَنْ لَمْ يَعْمَلْ بِمَا يَعْلَمُ تَاهَ فِيْمَا يَعْلَمُ وَلَمْ يُوَفَّقْ فِيْمَا يَعْمَلُ حَتَّى يَسْتَوْجِبَ النَّارَ .
“Siapa yang beramal dengan ilmu yang diketahuinya, maka Allah akan mengajarkan (mewariskan) kepadanya apa yang belum diketahuinya serta memimpinnya di dalam amalnya sehingga ia masuk ke dalam syurga. Tetapi siapa yang tidak beramal dengan ilmunya, maka Allah akan mencabut ilmu dan menyesatkannya di dalam amalnya sehingga ia terjerumus ke dalam neraka” (HR. Abu Nu’aim)
Dan termasuk sabda beliau sholallahu ‘alaihi wassalaam,
- مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ
“Barangsiapa yang dikehendaki Allah menjadi baik, difahamkan-Nya ia akan agama.” (HR. Bukhari-Muslim)
Demikian bahasan singkat kali ini, mudah-mudahan memiliki kemanfaatan.
Wallahu a’lam bish-showab. Waffaqokumullohu wa kataba lakum an-najah.
ditulis oleh Ustadz Abu Muhammad Jibriel AR (abdullahahmad)