Bagi seorang muslim, keluarga adalah pihak pertama yang paling berpengaruh dalam kehidupannya. Jika seorang muslim memiliki keluarga yang shalih, maka kehidupannya akan lebih mudah untuk diarahkan kepada keshalihan. Demikian pula apabila keluarganya ahli maksiat, maka kemungkinannya untuk terseret kepada kemaksiatan sangatlah besar.
Anak-anak yang shalih dan shalihat, serta istri yang shalihat dan suami yang shalih, adalah unsur-unsur yang biasa membentuk sebuah keluarga shalih. Terkadang ditambah dengan kehadiran mertua yang shalih dan shalihat, atau pembantu yang shalih dan shalihat. Membentuk keluarga yang shalih memerlukan kerja keras dan kerja sama semua anggota keluarga. Meskipun tanggung jawab terbesar tetap berada di pundak seorang ayah dan suami.
Dalam hal ini, Al-Qur’an telah mengajarkan beberapa doa yang mengarah kepada pembentukan keluarga yang shalih. Di antaranya adalah doa yang biasa dibaca oleh nabi Zakaria ‘alahis salam:
رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ
“Wahai Rabbku, karuniakanlah kepadaku dari sisi-Mu anak keturunan yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengarkan doa.” (QS. Ali Imran [3]: 38)
Juga doa yang biasa dibaca oleh ibadurrahman, hamba-hamba Ar-Rahman:
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
“Wahai Rabb kami, karuniakanlah kepada kami dari pasangan-pasangan hidup kami dan anak keturunan kami penyejuk hati dan jadikanlah kami sebagai pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Furqan [25]: 74)
Dan doa yang dibaca oleh nabi Ibrahim ‘alaihis salam:
رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ
“Wahai Rabbku, karuniakanlah kepadaku anak keturunan yang shalih.” (QS. Ash-Shaaffat [37]: 100) Wallahu a’lam bish-shawab.
(muhibalmajdi/arrahmah.com)